PERTUMBUHAN EK0NOMI DI
INDONESIA
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus menurun dari tahun ke
tahun membuat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia tergerak untuk
membenahinya. Langkah pertama yang mereka lakukan adalah menggelar Rapat Kerja
Nasional (Rakernas) guna menginventarisasi permasalahan ekonomi nasional. Wakil
ketua umum kadin bidang koordinator Asosiasi, Noke Kiroyan mengungkapkan,
Rakernas yang diikuti oleh para koordinator asosiasi tersebut bertujuan untuk
mengetahui persoalan-persoalan perekonomian yang sedang dihadapi. Langkah
lanjutan yang dilakukan kemudian mencari solusi sehingga pengusaha juga ikut
berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Noke mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun ke tahun bukan
meningkat malah justru turun. Di 2011, pertumbuhan ekonomi nasional 6,5 persen.
Pada 2012, turun menjadi 6,2 persen. Pada 2013 kembali turun ke level 5,8
persen. Di 2014 diperkirakan berada pada kisaran 5,1 persen sampai 5,5 persen. Selain
itu, neraca perdagangan Indonesia juga terus mengalami defisit Di 2012 mencapai
US$ 1,66 miliar. Pada 2013 tercatat US$ 4,06 miliar. Pada Januari sampai Juni
2014, total defisit neraca perdagangan di level US$ 1,15 miliar.
Pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tercatat paling lambat dalam lima tahun
terakhir. Sebagian faktor adalah lemahnya permintaan dari pasar ekspor utama
Indonesia seperti China dan Singapura serta belanja pemerintah yang lebih
rendah dari harapan. Menurut Badan Pusat Statistik, perekonomian Indonesia
tumbuh 4,71 persen dari tahun sebelumnya, dan melambat 5,01 persen dari
triwulan sebelumnya. Secara kuartalan, perekonomian menyusut 0,18 persen
setelah mengalami kontraksi 2,06 persen pada periode Oktober-Desember. Data
tersebut menyoroti tantangan yang akan dihadapi Presiden Joko Widodo dalam
memenuhi janji mendongkrak PDB dan menggelontorkan miliaran dolar untuk
pembangunan infrastruktur. Indonesia Real Time meminta komentar sejumlah
ekonom, eksekutif, dan pejabat mengenai perlambatan ini.
Perekonomian Indonesia yang diukur
berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku
triwulan I-2015 mencapai Rp2.724,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010
mencapai Rp2.157,5 triliun. Ekonomi Indonesia triwulan I-2015 terhadap triwulan
I-2014 tumbuh 4,71 persen (y-on-y) melambat dibanding periode yang sama pada
tahun 2014 sebesar 5,14 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 10,53 persen. Dari
sisi Pengeluaran oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh
5,01 persen. Ekonomi Indonesia
triwulan I-2015 terhadap triwulan sebelumnya turun sebesar 0,18 persen
(q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan ini diwarnai oleh faktor musiman pada
Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh 14,63 persen.
Sedangkan dari sisi Pengeluaran lebih disebabkan terkontraksinya kinerja
investasi (minus 4,72 persen) dan ekspor (minus 5,98 persen). Struktur ekonomi
Indonesia secara spasial pada triwulan I-2015 didominasi oleh kelompok provinsi
di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan
kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 58,30 persen,
diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 22,56 persen, dan Pulau Kalimantan 8,26
persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar