Senin, 08 Juni 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA



PERTUMBUHAN EK0NOMI DI INDONESIA

         Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus menurun dari tahun ke tahun membuat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia tergerak untuk membenahinya. Langkah pertama yang mereka lakukan adalah menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) guna menginventarisasi permasalahan ekonomi nasional. Wakil ketua umum kadin bidang koordinator Asosiasi, Noke Kiroyan mengungkapkan, Rakernas yang diikuti oleh para koordinator asosiasi tersebut bertujuan untuk mengetahui persoalan-persoalan perekonomian yang sedang dihadapi. Langkah lanjutan yang dilakukan kemudian mencari solusi sehingga pengusaha juga ikut berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional.  Noke mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun ke tahun bukan meningkat malah justru turun. Di 2011, pertumbuhan ekonomi nasional 6,5 persen. Pada 2012, turun menjadi 6,2 persen. Pada 2013 kembali turun ke level 5,8 persen. Di 2014 diperkirakan berada pada kisaran 5,1 persen sampai 5,5 persen. Selain itu, neraca perdagangan Indonesia juga terus mengalami defisit Di 2012 mencapai US$ 1,66 miliar. Pada 2013 tercatat US$ 4,06 miliar. Pada Januari sampai Juni 2014, total defisit neraca perdagangan di level US$ 1,15 miliar.

        Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tercatat paling lambat dalam lima tahun terakhir. Sebagian faktor adalah lemahnya permintaan dari pasar ekspor utama Indonesia seperti China dan Singapura serta belanja pemerintah yang lebih rendah dari harapan. Menurut Badan Pusat Statistik, perekonomian Indonesia tumbuh 4,71 persen dari tahun sebelumnya, dan melambat 5,01 persen dari triwulan sebelumnya. Secara kuartalan, perekonomian menyusut 0,18 persen setelah mengalami kontraksi 2,06 persen pada periode Oktober-Desember. Data tersebut menyoroti tantangan yang akan dihadapi Presiden Joko Widodo dalam memenuhi janji mendongkrak PDB dan menggelontorkan miliaran dolar untuk pembangunan infrastruktur. Indonesia Real Time meminta komentar sejumlah ekonom, eksekutif, dan pejabat mengenai perlambatan ini.

       Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2015 mencapai Rp2.724,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.157,5 triliun. Ekonomi Indonesia triwulan I-2015 terhadap triwulan I-2014 tumbuh 4,71 persen (y-on-y) melambat dibanding periode yang sama pada tahun 2014 sebesar 5,14 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 10,53 persen. Dari sisi Pengeluaran oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh 5,01 persen.  Ekonomi Indonesia triwulan I-2015 terhadap triwulan sebelumnya turun sebesar 0,18 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan ini diwarnai oleh faktor musiman pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh 14,63 persen. Sedangkan dari sisi Pengeluaran lebih disebabkan terkontraksinya kinerja investasi (minus 4,72 persen) dan ekspor (minus 5,98 persen). Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan I-2015 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 58,30 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 22,56 persen, dan Pulau Kalimantan 8,26 persen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar